Senin, 17 Desember 2007

Menkominfo Pimpin Sidang Forum Global ITU

Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Muhammad Nuh memimpin Sidang Forum Global International Telecommunication Union (ITU) yang membahas pengunaan telekomunikasi yang efektif dalam manajemen bencana dan penyelematan.

Sekretaris Kedua, PTRI Jenewa Yasmi Adriansyah dalam keterangannya di London, Jumat waktu setempat, mengatakan bahwa dalam sidang yang dihadiri Sekjen ITU dan sejumlah menteri, Indonesia berbagi pengalamannya dalam penggunaan teknologi komunikasi dalam penanganan bencana alam.

Menkominfo mengatakan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) merupakan teknologi yang mutlak di dalam penanganan bencana alam guna meningkatkan pemahaman akan perubahan status suatu bencana, dari tingkat ‘awas’ (awareness) ke ‘siaga’ (alertness) sampai dengan ‘siap’ (readiness), ujarnya.

Dalam Global Forum on Effective Use of Telecommunication/ICT for Disaster Management: Saving Lives, International Telecommunication Union (ITU) itu Indonesia memaparkan pengalamannya dalam menangani bencana alam yang berskala sangat besar baik ketika Tsunami melanda Aceh pada Desember 2004 dengan korban mencapai 150.000 jiwa maupun bencana lainnya.

Menurut Menkominfo, pada saat pascabencana, keperluan ICT menjadi semakin tidak terelakkan dan perbaikan akan fasilitasnya menjadi prioritas utama, dalam hal ini, pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan siapapun yang mempunyai peralatan komunikasi, baik dari militer maupun pengguna radio amatir.

Dikatakannya, belajar dari pengalaman penanganan tsunami, Pemerintah Indonesia dengan menggunakan ICT semakin siap dalam menghadapi bencana.

Menkominfo memberi contoh dari kesiapan tersebut, korban bencana gempa bumi dan tsunami di Yogyakarta dapat dikurangi secara drastis sampai dengan 10.000 jiwa. Bencana serupa di Pangandaran dapat dikurangi sampai dengan 200 jiwa. Demikian juga bencana gempa bumi berskala 8,7 Richter di Bengkulu yang menelan korban hanya 50 jiwa.

Pada sesi penutupan, sidang Global Forum mengeluarkan deklarasi yang intinya, antara lain, ICT dapat membantu mengantisipasi bencana yang akan terjadi melalui monitoring, deteksi termasuk bencana yang ditimbulkan dari pemanasan global dan perubahan iklim. Kebijakan pemerintah yang kondusif sangat penting untuk mendukung sosialisasi ICT, demikian Menkominfo.

Selasa, 04 Desember 2007

Anak-Anak Juga Perlu Tahu

USIA sekolah dasar bukan berarti acuh terhadap HIV/AIDS. Teman-teman juga harus memahami virus yang menyebabkan kematian banyak orang di seluruh dunia itu. Dengan tahu dan memahami, penyebarannya bisa dicegah.

Satu Desember besok merupakan sebagai Hari AIDS Sedunia. Berkaitan dengan hal itu, Rizka Purnadi kelas enam SDN Pegangsaan Dua 07 Pagi, Jakarta Utara, mewawancarai aktivis HIV/AIDS, Baby Jim Aditya. Wawancara dilakukan Rabu (28/11) di sebuah stasiun radio.

Apa definisi HIV/AIDS?

HIV ialah virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menurunkan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi mudah terserang penyakit. Kondisi itu yang namanya AIDS. HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Sedangkan AIDS singkatan dari acquired immune dificiency syndrome.

Apakah anak-anak juga perlu mengetahui masalah HIV/AIDS?

Tentu saja. Usia anak-anak akan terus tumbuh dan berkembang menjadi remaja. Lalu menjadi orang dewasa. Jadi, lebih baik mengerti soal ini lebih awal. Termasuk juga masalah pendidikan seks dan narkoba yang berkaitan dengan HIV/AIDS.

Apakah anak-anak juga bisa terkena HIV/AIDS?

Ya, anak-anak bisa saja terkena HIV/AIDS. Tidak hanya orang dewasa.

Bagaimana bisa terkena?

Salah satunya melalui pelayanan kesehatan yang menggunakan jarum suntik. Atau bisa juga dari peralatan gigi yang digunakan di dokter gigi. Jika jarum suntik yang digunakan itu kotor, sudah dipakai sebelumnya, bisa saja anak-anak yang disuntik dengan jarum kotor itu lalu terkena HIV. Anak-anak juga harus tahu bahwa jarum suntik yang digunakan dokter untuk menyuntik itu jarum harus baru dan bersih.

Ada lagi anak-anak yang sudah menggunakan narkoba pada usia sangat muda. Penggunaan narkoba juga sangat dekat dengan HIV/AIDS.

Masa anak-anak sudah menggunakan narkoba?

Ya, beberapa kalangan mungkin tidak bisa memilih harus bagaimana menghadapi hidup. Misalnya, mereka yang masuk kalangan ekonomi susah. Mereka juga mungkin belum mengetahui benar bahaya narkoba dan penggunaan jarum suntik bekas. Itu bisa menyebabkan AIDS.

Lalu apa yang harus dilakukan supaya anak-anak mengetahui masalah HIV/AIDS?

Anak-anak harus diberi pendidikan tentang HIV/AIDS. Tapi, pendidikannya harus sedikit demi sedikit, jangan langsung semuanya. Biasanya, HIV/AIDS ini diberikan langsung dalam satu kali pelajaran. Padahal, dalam hal ini, harus menyeluruh, diberikan setahap demi setahap. Mungkin dari usia anak-anak di sekolah dasar, terus berlanjut ke SMP dan SMA. Tujuannya, supaya anak-anak mengerti sepenuhnya bahaya seks bebas dan narkoba yang bisa menyebabkannya penyebaran HIV/AIDS.

Apakah sudah ada obatnya?

Obat yang saat ini tersedia masih sebatas menghambat perkembangan virus di dalam tubuh. Belum dapat mematikan virus tersebut. Namanya ARV, atau antiretroviral.

Apakah kita bisa tertular jika berjabat tangan dengan orang yang mengidap HIV/AIDS?

Tidak! HIV/AIDS tidak menular seperti flu. Jadi jangan takut berhadapan dengan orang yang terkena HIV/AIDS.

Apa pesan buat teman-teman pembaca?

Rizka dan teman-teman pasti dapat memilih yang baik dalam hidup kalian ya! Jauhi seks bebas dan narkoba.

Minggu, 02 Desember 2007

X'maZ...CoMinG...

Ada SinterkLas...ada SinterPeet...
Ada Pohon Terang...ada Bintang-bintang...
Ada Malaikat yang bernyanyi-nyanyi...
Ada Sukacita...ada damai sejahtera...

Memasuki bulan desember tak terasa sebentar lagi kita akan
menyambut kelahiran sang juruslamat di dunia ini
Setiap orang mempersiapkan diri untuk menyambutnya
dengan kasih kepada sesama dan semua orang

Selamat menyabut hari Natal...JeLoU aLwayz...